Institusi Pengendalian Sosial, Ragam, Peran, Wujud, dan Karakteristiknya

Di Indonesia, terdapat berbagai macam lembaga yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Beberapa lembaga tersebut dikelola oleh pemerintah, sedangkan yang lainnya merupakan lembaga swasta. Dalam konteks ini, Sepengetahuan.Co.Id akan mengulas salah satu lembaga yang dikenal sebagai lembaga pengendalian sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan lembaga pengendalian sosial? Dan apa peran pentingnya? Mari kita bahas secara rinci.

Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita simak dulu pengertian lembaga sosial terlebih dahulu.

Konsep Lembaga Sosial

Secara keseluruhan, konsep lembaga sosial merujuk pada jenis lembaga yang mengatur sistem prosedur dalam interaksi manusia dalam menjalani kehidupan, dengan tujuan mencapai keteraturan sosial. Dari penjelasan tersebut, kita dapat memahami fungsi dan karakteristik lembaga pengendalian sosial.

Lembaga Pengendalian Sosial

Dalam konteks ini, terdapat beberapa lembaga pengendalian sosial yang bertugas menerapkan aturan dalam masyarakat. Setiap lembaga memiliki petugas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan dan mengawasi perilaku individu yang melanggar, serta menyadarkannya agar berperilaku sesuai dengan norma sosial. Mari kita bahas satu per satu lembaga pengendalian sosial tersebut.

Kepolisian

Kepolisian adalah lembaga pengendalian sosial yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Polisi merupakan aparat penegak hukum yang berperan dalam menegakkan norma-norma sosial. Sebagai penegak hukum, polisi juga memiliki tugas dalam melakukan penyelidikan terhadap berbagai kasus pelanggaran sosial, terutama kejahatan, serta menangani laporan tentang gangguan ketertiban masyarakat.

Sistem Peradilan

Sistem peradilan merupakan lembaga pengendalian sosial resmi yang didirikan oleh pemerintah untuk menangani pelanggaran terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat. Di dalam sistem peradilan terdapat berbagai komponen, seperti hakim, jaksa, panitera, dan pengacara, yang bertugas menjalankan proses peradilan.

Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan, termasuk di dalamnya sekolah, juga berperan sebagai lembaga pengendalian sosial. Guru memiliki tanggung jawab dalam mendidik dan mengajar para siswa. Lebih dari sekadar memberikan pelajaran, guru juga bertugas secara intensif untuk membentuk kepribadian siswa dengan menanamkan nilai-nilai dan norma sosial. Hal ini penting dilakukan agar siswa dapat menjadi individu yang berperadaban.

Lingkungan Keluarga

Keluarga memiliki peran yang signifikan sebagai lembaga pengendalian sosial bagi anak-anak. Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam belajar hidup dalam masyarakat, termasuk memahami nilai-nilai dan norma yang berlaku.

Sistem Pengadilan Adat

Sistem pengadilan adat adalah lembaga pengendalian sosial yang masih kuat dalam menjaga adat dan tradisi di masyarakat. Lembaga adat bertugas mengawasi dan mengendalikan individu yang melanggar norma-norma adat. Hukuman bagi pelanggar norma adat dapat berupa denda atau pengusiran dari komunitas adat yang bersangkutan.

Figur-Figur Masyarakat

Figur masyarakat merujuk pada pemimpin-pemimpin formal maupun informal dalam suatu komunitas. Mereka dihormati karena memiliki pengaruh, kredibilitas, atau karisma di mata masyarakat. Figur masyarakat dapat berperan sebagai lembaga pengendalian sosial bagi warga masyarakatnya, baik melalui pendidikan, nasihat, bimbingan, pembinaan, teguran, dan sebagainya, agar warga masyarakat mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku.

Media Massa

Media massa juga memiliki peran efektif dalam mengendalikan kehidupan sosial masyarakat. Dengan jangkauan yang luas, media massa mampu mengawasi perilaku para pemimpin dan warga masyarakat. Selain itu, media massa juga dapat membentuk opini publik yang memengaruhi sikap dan pandangan masyarakat terhadap berbagai hal.

Peran Mahasiswa

Mahasiswa sering dianggap sebagai agen perubahan sosial. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menuntut pertanggungjawaban pemimpin dan pejabat pemerintah yang melanggar hukum dan merugikan rakyat serta negara merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh mereka.

Fungsi Pengendalian Sosial

Terdapat beberapa peranan penting pengendalian sosial dalam masyarakat, di antaranya:

Memperkuat Keyakinan terhadap Norma Sosial

Pengendalian sosial berfungsi untuk memperkuat keyakinan masyarakat terhadap norma-norma sosial yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial, nilai-nilai dan aturan yang diakui oleh masyarakat menjadi lebih kuat dan dijunjung tinggi.

Memberikan Imbalan bagi Kepatuhan terhadap Norma

Salah satu fungsi pengendalian sosial adalah memberikan imbalan kepada individu yang taat terhadap norma sosial. Imbalan tersebut bisa berupa penghargaan, penerimaan, atau dukungan dari masyarakat sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mematuhi dan menjaga norma-norma yang telah ditetapkan.

Membangun Rasa Takut terhadap Pelanggaran Norma

Pengendalian sosial juga berperan dalam menciptakan rasa takut terhadap tindakan yang dianggap berisiko atau melanggar norma. Dengan adanya kesadaran akan konsekuensi yang mungkin timbul akibat pelanggaran, individu cenderung lebih berhati-hati dan berusaha untuk menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.

Menciptakan Sistem Hukum yang Terstruktur

Salah satu fungsi utama pengendalian sosial adalah menciptakan sistem hukum yang terstruktur. Melalui penyusunan aturan-aturan yang resmi dan disertai sanksi, masyarakat dapat memiliki kerangka hukum yang jelas dan adil. Hal ini membantu dalam menegakkan ketertiban sosial dan memberikan dasar yang kuat untuk penegakan norma-norma dalam masyarakat.

Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut, pengendalian sosial menjadi bagian penting dalam membangun keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat.

Ragam Bentuk Pengendalian Sosial

Terdapat berbagai bentuk pengendalian sosial yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku yang tidak diinginkan. Berikut adalah beberapa bentuk pengendalian sosial tersebut:

Informasi Tidak Resmi

Salah satu bentuk pengendalian sosial adalah melalui penyebaran informasi tidak resmi atau yang sering disebut dengan gosip atau rumor. Gosip dapat menjadi pembicaraan negatif tentang seseorang tanpa dasar yang jelas. Rumor ini dapat dengan cepat menyebar di masyarakat dan mempengaruhi persepsi orang-orang terhadap individu yang menjadi subjek gosip tersebut.

Teguran

Teguran merupakan bentuk pengendalian sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka. Teguran diberikan kepada individu yang dianggap melanggar etika atau mengganggu kenyamanan orang lain. Melalui teguran, pelaku penyimpangan dapat menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan diharapkan untuk berubah perilaku.

Sanksi atau Hukuman

Sanksi atau hukuman merupakan bentuk pengendalian sosial yang menggunakan imbalan negatif sebagai peringatan atau pengajaran bagi pelaku penyimpangan. Tujuannya adalah untuk menyadarkan individu yang melanggar norma-norma sosial agar tidak mengulangi perbuatannya di masa mendatang.

Pendidikan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pengendalian sosial. Melalui pendidikan, seseorang dapat memahami dan mempraktikkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan juga membantu individu untuk mengembangkan kesadaran akan pentingnya menjaga keteraturan sosial dan menghormati hak-hak orang lain.

Pengaruh Agama

Agama juga memiliki peran yang signifikan dalam pengendalian sosial. Agama mengajarkan nilai-nilai dan ajaran yang membangun hubungan yang baik antara sesama umat manusia. Dengan mengikuti ajaran agama, individu diarahkan untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, perilaku sosial yang menyimpang dapat dihindari.

Melalui berbagai bentuk pengendalian sosial ini, masyarakat dapat berperan aktif dalam mempertahankan keteraturan dan harmoni dalam kehidupan sosial.

Sifat-sifat Pengendalian Sosial

Ada beberapa sifat pengendalian sosial yang bisa kita lihat disini.

Berdasarkan Karakteristiknya

Pengendalian sosial memiliki beberapa karakteristik yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Berikut adalah beberapa karakteristik tersebut:

Tindakan Preventif

Tindakan preventif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma sosial. Upaya ini dilakukan sebelum perilaku menyimpang terjadi, dengan memberikan pemahaman dan pembinaan kepada individu atau kelompok dalam masyarakat agar mereka dapat mematuhi norma sosial yang berlaku.

Tindakan Represif

Tindakan represif adalah bentuk pengendalian sosial yang bersifat aktif dan dilakukan setelah terjadi pelanggaran terhadap norma sosial. Tujuannya adalah mengembalikan keseimbangan dan keserasian yang terganggu akibat pelanggaran tersebut. Tindakan ini melibatkan pemberian sanksi atau hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Tindakan Kuratif

Tindakan kuratif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan saat terjadi penyimpangan sosial. Fokus utama tindakan ini adalah untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang dan mengembalikan individu atau kelompok ke dalam norma-norma sosial yang berlaku. Tindakan kuratif dapat melibatkan proses rehabilitasi, konseling, atau intervensi sosial guna membantu individu atau kelompok dalam mengatasi masalah yang menyebabkan penyimpangan.

Melalui pemahaman terhadap karakteristik-karakteristik tersebut, masyarakat dapat mengembangkan strategi pengendalian sosial yang efektif untuk menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial.

Berdasarkan Pendekatan yang Digunakan

Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui pendekatan yang berbeda-beda. Berikut adalah dua pendekatan tersebut:

Pendekatan Persuasif

Pendekatan persuasif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan tanpa menggunakan kekerasan. Dalam pendekatan ini, upaya dilakukan melalui ajakan, nasihat, atau bimbingan kepada anggota masyarakat agar mereka dapat bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Pendekatan persuasif berfokus pada penggunaan komunikasi yang efektif untuk mempengaruhi individu atau kelompok dalam mengadopsi perilaku yang diinginkan.

Pendekatan Koersif

Pendekatan koersif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan pemaksaan. Dalam pendekatan ini, sanksi atau hukuman diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh individu atau kelompok. Pendekatan koersif menekankan pada pemaksaan sebagai alat untuk mengendalikan perilaku yang menyimpang dan memulihkan keteraturan sosial.

Dengan memahami kedua pendekatan ini, masyarakat dapat memilih strategi yang tepat untuk mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan sesuai dengan situasi dan kebutuhan yang ada.

Berdasarkan Pelaku

  • Pengendalian pribadi adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh individu tertentu yang memiliki pengaruh atau menjadi panutan dalam masyarakat.
  • Pengendalian institusional adalah bentuk pengendalian sosial yang terjadi melalui pengaruh dari suatu institusi atau lembaga yang ada dalam masyarakat.
  • Pengendalian resmi adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi negara sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku, dengan sanksi yang jelas dan mengikat.
  • Pengendalian tidak resmi adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan tanpa adanya rumusan aturan yang jelas atau tanpa adanya sanksi hukum yang tegas.

Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai 8 Lembaga Pengendalian Sosial, Fungsi, Bentuk, dan Sifatnya. Semoga artikel ini dapat memberikan bantuan dan pengetahuan tambahan bagi kita semua. Terima kasih dan sampai jumpa.

Sumber: sambellayah.com